MITRA BISNIS PASANG IKLAN DAN BERLANGGANAN MAJALAH DAHSYAT PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

PASANG IKLAN, SEREMONIAL DAN UCAPAN DI MAJALAH DAHSYAT !!!!, Satu halaman full color = 3juta,- 1/2 Hal full color = 1,5 Juta,- 1/4 HAL full color Rp 750.000,- . HUB: 085273839566.

Senin, 03 Mei 2010

Baju Gede Atau Penganggon




foto:Dokumen
Pakaian Adat Palembang
PAKAIAN Adat erat kaitannya dengan sejarah serta adat dari daerah yang bersangkutan. Karena pakaian yang dikenakan pada acara-acara tertentu di sebuah daerah di Indonesia mengadopsi dari pakaian yang dikenakan raja-raja zaman dahulu yang ada pada suatu daerah tersebut. Begitu pula dengan Pakaian Adat Palembang. Pakaian Adat Palembang atau yang biasa disebut dengan Baju Gede (Penganggon—red) juga dipengaruhi sejarah akan kejayaan Kerajaan Sriwijaya serta kebesaran Kesultanan Palembang Darusalam. Bahkan kita mengenal Pakaian Kebesaran Kerajaan Sriwijaya tersebut dengan 3 jenis Pakaian Adat Palembang, yaitu Aesan Gede, Aesan Pak Sangko, Aesan Sandang Mantri.
Untuk memastikan beragam Pakaian Adat Palembang ini, Majalah Dahsyat menyempatkan diri untuk mengunjungi Galeri Mir Senen di Jalan AKBP HM Amin No 449 Palembang. Di tempat ini berkesempatan menemui salah satu penerus usaha dari Almarhum H Muhammad Ali Gathmyr Senen, yaitu Alpa Hidayat Mir senen.
Dikatakannya, pada umumnya pakaian adat tidak boleh diubah. Meski demikian selama ini yang dilakukan perubahan hanyalah pakaian pengantin. Karena pakaian pengantin diperbolehkan untuk dimodifikasi, kendati hal itu hanya menambah pernak perniknya supaya pekaian tersebut terlihat lebih megah.
Dijelaskannya, Pakainan adat saat ini biasa hanya digunakan pasangan pengantin pada acara pernikahan saja. Kalau melihat Adat Perkawinan Palembang jelas terlihat busana dan ritual adatnya mewarisi dari kejayaan raja-raja pada zaman Kerajaan Sriwijaya. Dalam catatan sejarah tertulis bahwa pada masa keemasan Kerajaan Sriwijaya memiliki pengaruh sampai ke Semananjung Melayu.
Sebagainana diketahui, pada zaman Kesultanan Palembang yang berdiri sekitar abad 16 dan pada zaman Palembang Darussalam di masa silam, pakaian adat sebagian besar berbahan kain tenun songket. Pakaian tenun songket ini memang terlihat dominan dengan warna merah dan keemasan yang memiliki unsur gemerlap keemasan. Tidak hanya itu, karena pakaian adat itu juga ditambah pernak pernik hiasan berupa asesoris yang diantaranya Teratai Emas, Kalung Tapak Jajo atau Kebe Nungga, Gelang Kano, Gelang Sempuru, Gelang Bermato atau Gandik, Kembang Goyang Cempako, Suri, Kembang Ure. Bahkan bukan hanya itu. Telinga dari pemakainya dipasang pula sumping bungo kertas, serta Tanjak buat untuk tutup kepala pria. Tentu saja masih banyak lagi hiasan lain yang digunakan sebagai pemanis dan indahnya pakaian tersebut.
Hampir Semua Pakaian Adat di Sumatera Selatan menggunakan Kain Songket dengan teknik pembuatannya didasarkan pada keterampilan, ketelatenan, kesabaran, dan daya kreasi seni yang tinggi.
Di Galeri Mir Senen yang berada di daerah Serelo Palembang itu terdapat berbagai pakaian adat yang dibuat dengan terlebih dahulu dilakukan survey langsung kepada nara sumber yang menjadi sesepuh dari daerah tersebut. Seperti Pakaian Adat Palembang dari sesepuh Palembang Raden Dencik Saman. Pakaian Kebesaran Raja Sriwijaya dengan sumber dari Tokoh Budaya Palembang yaitu H Djohan Hanafiah.
Selain Busana Palembang, Galeri Mir Senen yang kini dikelola PT Alpa Dwinasti ini memiliki koleksi yang diciptakan Mir Senen. Di lokasi ini terdapat beragam koleksi pakaian adat dari berbagai suku di Sumatera Selatan.
“Seperti Baju Adat Lahat (Gumay), Pakaian Adat Basema Tue dari Pagar Alam, Pakaian Adat Daya dari OKU, Pakaian Adat Sekayu dan masih banyak lagi lainya,” Ujar Alpha A Malvinas. (Yulianto/Dahsyat)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Kayak nya kenal... Orang yang di Foto itu
My Profile

story cyber mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
story cyber mengatakan...

Pakaian Pengantin Palembang memang bener-bener glamour dengan warna merah dan kuning emas nya